AWALI SEGALA SESUATUNYA DENGAN ‘WUKUF’

AWALI SEGALA SESUATUNYA DENGAN ‘WUKUF

Wukuf artinya berdiam diri. Berdiam diri, ngapain? Untuk membangun kesadaran diri. Apa maksudnya sadar diri? Sadar diri yaitu menyadari siapa diri ini sesungguhnya. Agar kita mampu menjawab 3 pertanyaan berikut ini: Siapa saya? Di mana saya? Mau kemana saya?

Manusia ditimpa masalah yang tak kunjung terselesaikan sebab dia lupa siapa dirinya. Akibat lupa diri maka ia salah langkah, salah jalan, hingga tersesat. Karena itu tidak heran pepatah orangtua kita dulu mengatakan, “Sesat di ujung jalan, lebih baik ke pangkal jalan.”

Karena itu segeralah kembali ke pangkal jalan. Kita harus tau apa ujung pangkal masalah sesungguhnya. Ibarat mengurai benang kusut, akan sangat sulit untuk bisa diurai kembali jika tidak mengetahui mana pangkal mana ujungnya.

Maka mulailah segala sesuatunya dengan wukuf, yaitu berdiam diri. Berdiam diri untuk mengetahui akar masalah sesungguhnya. Sekali lagi, berdiam diri untuk apa? “Man arofa nafsahu, faqod arofa Rabbahu. Barangsiapa mengenal siapa dirinya, maka ia akan mengenal siapa Tuhannya.” Wukuflah terlebih dahulu untuk mengenal jati diri dan tujuan hidup yang sejati. Agar kita bisa tau mana jalan yang benar mana yang salah dan sesat.

Bukan langsung berlari menyelesaikan masalah tanpa tau apa ujung pangkal masalah sesungguhnya. Berlari tanpa tau mana garis start dan garis finis hanya akan membuat kita semakin sesat di jalan. Berlari tanpa arah tujuan, atau dengan arah tujuan yang salah, hanya akan membuat masalah semakin rumit bahkan tidak terselesaikan.

Wukuf juga adalah cara indah untuk semakin mendekatkan diri sama Allah. Berdiam diri sejenak tanpa harus mengasingkan diri dari gerak langkah kehidupan, dari aktivitas sehari-hari. Luangkan waktu berdiam diri sejenak, sebelum atau setelah beraktivitas. Cari tempat yang nyaman. Bisa di rumah, di masjid, atau dimanapun tempat di mana kita merasa nyaman. Gelar sajadah. Shalat, istighfar, berzikir, membaca Al-Qur’an, berdoa memohon pertolongan Allah, bermuhasabah atau introspeksi diri, lakukan me time sama Allah.

Allah berfirman dalam sebuah hadis qudsi, “Aku menyesuaikan diri dengan sangka hamba-Ku terhadap Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia mengingat Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam hatinya, Ku ingat dia dalam hati-Ku.”

“Kalau dia mengingat-Ku dan menyebut-nyebut Ku di depan umum, maka Ku ingat dan Ku sebut-sebut dia di khalayak yang lebih baik. Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan siapa yang mendekat sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepa.”

“Dan siapa yang datang kepada Ku dengan berjalan, Aku datang menyambutnya dengan berlari.”

Medan, Selasa 25 Januari 2022
OK. Mirza Syah

Tinggalkan komentar