4. NABI HUD

4. NABI HUD

Sejarah Ringkas 25 Nabi dan Rasul

Kaum ‘Ad hidup di suatu daerah bernama Ahqāf. Negeri itu terletak di utara Hadramaut atau dekat Yaman. ‘Ad termasuk suku yang tertua dan terkenal. Mereka sangat maju dalam pertanian. Hasil buminya melimpah ruah. Wajarlah bila kaum ‘Ad menjadi kaya raya. Tapi, kaum ‘Ad melakukan kesesatan. Mereka memahat batu-batu gunung untuk membuat dua berhala raksasa. Nama berhala itu Śamud dan Hattar. Semua penduduk ‘Ad wajib menyembahnya. Mereka juga senang hidup berfoya-foya.

Ajakan Nabi Idris dan Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa, serta cara hidup mereka. Pada kaum ‘Ad yang sesat itulah Nabi Hud lahir. Tapi, Nabi Hud tak mau menyembah berhala. Bahkan, dia berani mencaci Śamud dan Hattar. Nabi Hud diutus oleh Allah untuk mengajak mereka agar mensyukuri kemakmuran itu dengan beribadah pada Allah. Bahkan, Nabi Hud memerintahkan untuk menghancurkan berhala-berhala sesembahan mereka. Kaum ‘Ad menjadi jengkel dan mencaci maki Hud. Hingga akhirnya Nabi Hud mengancam mereka dengan azab Allah.

Tapi, mereka malah tertawa mendengar ancaman azab. Kedurhakaan kaum ‘Ad sudah sangat keterlaluan. Azab Allah tiba dengan mendadak. Kekeringan melanda dan air sangat sulit didapat. Pertanian kaum ‘Ad langsung gagal panen. Ladang dan kebun yang dulu hijau kini menguning. Negeri Ahqāf dilanda kemarau yang ganas. Tak ada yang menyangka bencana itu sangat berat. Padahal negeri itu dahulunya sangat subur. Tapi begitulah kekuasaan Allah. Hanya dengan sedikit kemarau hancurlah negeri kaum yang durhaka.

Meski dilanda bencana, kaum ‘Ad semakin sombong. Tak ada yang sudi mengakui kesalahannya. Bahkan, mereka mengejek dakwah Nabi Hud. Nabi Hud pun menjadi sedih. Kemudian, Nabi Hud dan pengikutnya diperintahkan oleh pemimpin kaum ‘Ad untuk ditangkap. Tapi, Nabi Hud bisa menyelamatkan diri. Demikian pula dengan orang beriman, juga berhasil menghindar. Mereka menemukan tempat yang aman.

Gumpalan awan hitam yang menyelimuti langit negeri Ahqāf, pertanda hujan akan turun. Sayang, hujan yang diharapkan tak kunjung turun. Tak lama kemudian datanglah bencana besar. Angin bertiup keras. Azab yang pedih datang menerjang. Angin topan semakin ganas. Badai topan itu berlangsung berhari-hari. Negeri Ahqāf menjadi negeri mati. Tak ada lagi yang bersisa. Mayat-mayat bergelimpangan. Bangunan roboh berantakan. Semuanya hancur-lebur rata dengan tanah. Negeri yang dulu sangat hebat tak bisa lagi dihuni. Nabi Hud dan pengikutnya meninggalkan kampung halaman. Mereka menuju Hadramaut dan bermukim di sana.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1 HAL. 195

Tinggalkan komentar