AL BAQARAH 243

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 243
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَٰهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ .٢٤٣

243. Alam tara ilal-lażīna kharajū min diyārihim wa hum ulūfun ḥażaral-mauti faqāla lahumullāhu mūtū, ṡumma aḥyāhum, innallāha lażū faḍlin ‘alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurūn(a).

243. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang (lari) keluar dari kampung halaman mereka karena takut mati, sedangkan mereka beribu-ribu jumlahnya. Maka Allah berfirman, “Matilah kamu.” Kemudian Allah menghidupkan mereka kembali. Sesungguhnya Allah Pemberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.

Ayat 243 s/d 245 menerangkan soal membela agama Allah dengan berani berperang. Sifat penakut membawa kehancuran umat. Bangsa yang penakut akan kalah dan dijajah musuh. Umat yang demikian berarti sudah mati. Itulah arti ayat 243.
Hidup kembali berarti bangun dan berjuang dengan segala kekuatan yang ada sehingga mencapai kemenangan. Bangsa yang menang disebut juga bangsa yang hidup.
Berperang memerlukan persiapan alat senjata dan perbekalan yang lengkap. Perang berarti pengorbanan jiwa dan harta. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mau berkorban itu pembalasan yang berlipat ganda dari jumlah pengorbanannya.
Kisah-kisah perang Al Quranul Karim seperti ini tidak perlu dibahas dengan mendalam: bilamana kejadiannya, di mana terjadinya, berapa yang meninggal, apa alat senjata yang dipergunakan dan sebagainya. Kisahnya sudah bersimpang siur. Cukuplah kita yakini sebagaimana adanya yang tercantum dalam Al Quranul Karim.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

KOSAKATA PILIHAN

243. Hażaral-maut(i): (karena takut mati), yakni takut terbunuh.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Kematian akan datang di mana pun dan kapan pun, bagi orang yang telah pasti ajalnya. Oleh sebab itu, tidak berguna menghindari jihad, sebagaimana tidak bergunanya rasa takut menghindari takdir kematian.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

243. Şumma aḥyāhum: Ini merupakan sebuah kisah umat terdahulu yang seluk beluknya tidak terdapat dalam riwayat-riwayat sahih. Menurut kitab-kitab tafsir, mereka adalah satu kaum penduduk negeri di zaman salah seorang nabi Bani Israil. Dan nama nabi yang dengan doanya Allah menghidupkan mereka kembali adalah Nabi Hizqil as. Mereka keluar dari kampung halamannya karena wabah penyakit atau lari dari jihad agar selamat dari kematian.

Allah memusnahkan mereka dengan maksud memberi pelajaran sebagai berikut:

1. Tidak seorang pun yang dapat selamat dari takdir Allah.

2. Yang menjadi pelindung dan penyelamat kita hanyalah Allah.

3. Allah berkuasa menghidupkan kembali orang yang telah mati. Dan Allah juga mampu menghidupkan seperti saat mereka dimatikan lalu dihidupkan kembali.

Ayat selanjutnya berisi perintah jihad kepada kaum Muslimin. Menceritakan kisah ini sebelum menurunkan perintah jihad, hikmahnya adalah agar kaum Muslimin jangan lari dari jihad. Hidup dan mati semua makhluk di tangan Allah dan waktunya juga telah ditentukan yang tidak bisa mereka tunda kedatangannya meskipun mereka lari dari medan jihad.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar