MATI KARENA WABAH LALU HIDUP KEMBALI

MATI KARENA WABAH LALU HIDUP KEMBALI

Ada satu kisah menarik. Ini bukan fiktif. Karena Alquran sudah mengabadikannya. Bagi yang ingin mengungkap fakta ini, silahkan ditelusuri catatan sejarah yang ada. Di sini kita mencoba melihatnya berdasarkan uraian ulama tafsir menghenai ayat itu. Lalu mengambil pelajaran apa yang terkandung di dalamnya.

Kisah itu bercerita tentang kematian sekelompok orang karena wabah di satu daerah. Ada yang mati karena bertahan di tempat tersebut. Ada juga yang mati, meski sudah berusaha keluar dari tempat itu.

Mari kita lihat Alquran surat Albaqarah ayat 243. Allah berfirman :

۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحْيَٰهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ .٢٤٣

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati? Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu! Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Satu ketika, di sebuah perkampungan yang disebut “Dawardan” (Irak ) Allah timpahkan pada penduduk bani Israil wabah penyakit. Akibat wabah itu, banyak orang yang meninggal. Kian hari angka kematian terus bertambah. Melihat kejadian tersebut, sekitar empat ribuan orang keluar dari kampung itu menuju tempat lain yang lebih aman.

Mereka yang menetap akhirnya meninggal semua. Mereka yang keluar, selamat dari wabah tersebut. Hingga saat dilihat wabah itu berangsur hilang. Merekapun kembali ke kampung mereka.

Selang beberapa waktu, datang wabah baru. Lalu merekapun pergi lagi keluar meninggalkan kampung mereka. Hingga tiba di satu lembah, takdir berkata lain. Niat hati menghindarkan kematian. Ternyata kematian juga merenggut nyawa mereka semua.

Lalu, lewatlah seorang nabi bernama Hizqil a.s, di lembah tersebut. Ia tertegun mendapat kabar kejadian itu, dan menyaksikan tumpukan tulang belulang berserakan. Lalu Allah ingin menunjukkan kekuasaanNYA ketika itu, seraya menyuruh nabi Hizqil as. memanggil dan meneriakkan tulang-tulang itu bersatu seperti semula menjadi semua. Dengan kehendak Allah, tulang belulang itupun bersatu kembali, lalu terbungkus daging, darah, hingga beberbentuk manusia seperti sedia kala. Orang-orang yang mati itupun hidup kembali.

===========
Dari kisah di atas, ada beberapa pelajaran yang di ambil

1. Tak ada yang perlu ditakuti dari kematian. Dia akan tiba jika masanya. Kalau belum masanya, segala cara apapun yang dilakukan untuk mati, maka seseorang akan tetap hidup.

2. Allah memliki kekuasaan mutlak (Qudrat) menghidupkan dan mematikan makhlukNya. Adapun penyakit, sebatas sebab yang tunduk pada perintah Allah.

3. Malaikat tidak pernah salah alamat mencabut nyawa seseorang. Tidak ada dalam kamus malaikat istilah “human error” salah cabut nyawa.

4. Ada hikmah dari setiap kejadian. Ada maksud dari setiap perbuatan. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Semua Allah ciptakan dengan maksud dan tujuan.

5. Kematian itu hanya sebuah halte kehidupan. Ada kematian setelah hidup, ada kehidupan setelah mati. Terminal akhir dari perjalanan panjang itu bagi orang mukmin adalah surga. Jika kehidupan di dunia selesai, berarti tinggal bersiap menuju terminal akhir yaitu kehidupan yang kekal abadi di surga.

Cairo, Nasr City.

فاعتبروا يا أولى الأبصار

Fery Ramadhansyah
Mahasiswa S-3 – Cairo University

Tinggalkan komentar