AL BAQARAH 227

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 227
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَإِنْ عَزَمُوا۟ ٱلطَّلَٰقَ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ .٢٢٧

227. Wa in ‘azamuṭ-ṭalāqa fa innallāha samī’un ‘alīm(un).

227. Jika mereka (memang) sudah mengambil keputusan untuk bercerai, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat 222 s/d 228 kelanjutan dari ayat-ayat sebelumnya, menerangkan beberapa suruhan dan larangan seperti di bawah ini: 1. Tidak boleh bersetubuh dengan isteri bila sedang haid. Larangan ini sesuai dengan ilmu kesehatan di zaman modern ini. Bersetubuh dengan isteri yang sedang haid akan mendatangkan berbagai penyakit; 2. Bersetubuh bukan hanya semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu. Harus ada dasar takwa dan takut kepada Tuhan yang menimbulkan tujuan suci dalam bersetubuh itu. Tujuan suci yang sesuai dengan ajaran agama, mendapat keturunan yang saleh; 3. Tidak boleh begitu saja bersumpah atas nama Allah untuk berbuat baik atau untuk meninggalkan kejahatan; 4. Suami yang menjauhi isterinya dengan tekad tidak akan bersetubuh, diberi tempo empat bulan untuk menentukan sikapnya apakah akan hidup rukun damai kembali atau akan bercerai. Isteri yang diceraikan suaminya harus bersabar menanti selama 3 kali haid/suci. Sesudah itu ia boleh kawin lagi. Selama dalam masa idah (menanti) itu, suami yang menceraikannya lebih berhak untuk rujuk (kembali) dan hidup sebagai suami-isteri).

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

227. At-ṭalāqa: Bahwa talak tidak jatuh dengan hanya lewatnya masa empat bulan (sebagaimana yang dipegang ulama Hanafi dan yang lainnya). Tetapi talak dapat jatuh dengan pengucapan talak dari pihak suami, dan hakim juga dapat mendesak suami untuk melakukannya sebagaimana pendapat mayoritas ulama. (Tafsir Ibnu Kaśir).

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar