AL BAQARAH 222

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 222
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ .٢٢٢

222. Wa yas`alūnaka ‘anil-maḥīḍ(i), qul huwa ażan fa’tazilun-nisā`a fil-maḥīḍi wa lā taqrabūhunna ḥattā yaṭhurn(a), fa iżā taṭahharna fa`tūhunna min ḥaiṡu amarakumullāh(u), innallāha yuḥibbut-tawwābīna wayuḥibbul-mutaṭahhirīn(a).

222. Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu kotoran.” Oleh sebab itu jauhilah⁷⁶ wanita (jangan bersetubuh dengan isterimu) waktu haid, dan jangan kamu dekati (bersetubuh) sebelum mereka suci.⁷⁷ Apabila mereka telah suci boleh kamu bersetubuh menurut yang diperintahkan Allah. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang taubat dan orang-orang yang bersih (membersihkan dirinya dari segala kotoran, termasuk kotoran haid dan lain-lain).

Ayat 222 s/d 228 kelanjutan dari ayat-ayat sebelumnya, menerangkan beberapa suruhan dan larangan seperti di bawah ini: 1. Tidak boleh bersetubuh dengan isteri bila sedang haid. Larangan ini sesuai dengan ilmu kesehatan di zaman modern ini. Bersetubuh dengan isteri yang sedang haid akan mendatangkan berbagai penyakit; 2. Bersetubuh bukan hanya semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu. Harus ada dasar takwa dan takut kepada Tuhan yang menimbulkan tujuan suci dalam bersetubuh itu. Tujuan suci yang sesuai dengan ajaran agama, mendapat keturunan yang saleh; 3. Tidak boleh begitu saja bersumpah atas nama Allah untuk berbuat baik atau untuk meninggalkan kejahatan; 4. Suami yang menjauhi isterinya dengan tekad tidak akan bersetubuh, diberi tempo empat bulan untuk menentukan sikapnya apakah akan hidup rukun damai kembali atau akan bercerai. Isteri yang diceraikan suaminya harus bersabar menanti selama 3 kali haid/suci. Sesudah itu ia boleh kawin lagi. Selama dalam masa idah (menanti) itu, suami yang menceraikannya lebih berhak untuk rujuk (kembali) dan hidup sebagai suami-isteri).

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

76. Jangan bercampur dengan istri pada waktu haid.

77. Yang dimaksud suci di sini ialah setelah mandi wajib sehabis haid. Ada pula yang menafsirkan setelah darah berhenti keluar.

ASBĀBUN NUZŪL

222. Berkata Anas bin Malik, “Orang-orang yahudi, saat istrinya haid tidak diperbolehkan makan bersama dan bersenggama di rumah. Lalu para sahabat bertanya kepada Nabi tentang hal itu, maka turunlah ayat ini, dan beliau bersabda, ‘Lakukan apa saja kecuali nikah (senggama).'” Jabir ra. berkata, “Orang-orang yahudi berkata, ‘Jika kalian bersenggama dengan istri kalian dari arah belakang, maka anaknya akan juling.’ Maka turunlah ayat ini.”

KOSAKATA PILIHAN

222. Wa yas`alūnaka ‘anil-maḥīḍ(i): (mereka bertanya kepadamu tentang haid). Ayat ini diturunkan berkaitan dengan persoalan Abu Ad-Dahdah yang menanyakan perihal haid kepada Nabi saw.

Huwa ażan: (haid itu kotoran), yakni kotoran yang terlarang.

Fa’tazilun-nisā`a fil-maḥīḍ(i): (karenanya hendaklah kalian menjauhkan diri dari istri yang tengah haid), hindarilah bersetubuh dengan istri yang tengah haid.

Min ḥaiṡu amarakumullāh(u): (dari mana Allah perintahkan kepada kalian), yakni dari yang Allah Ta’ala telah membolehkan sebelumnya kepada kalian, yaitu melalui farji.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

📖 Haram berhubungan badan dengan istri yang sedang haid. Bila terlanjur melakukannya, ia harus bertobat kepada Allah, dan tidak wajib membayar kafarat.

📖 Bila wanita yang haid telah kembali suci, ia halal digauli setelah mandi besar atau tayamum. Lain halnya menurut Abu Hanifah, wanita yang telah berhenti haidnya boleh digauli sebelum mandi besar.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

222. Fa iżā taṭahharna: Memiliki dua pengertian. Pertama, telah berhentinya darah yakni ia telah suci tanpa mandi terlebih dahulu, suaminya dibolehkan menjimak mereka. Ini pendapat Ibnu Hazm dan sebagian Imam mujtahid, dan Syekh Albani menguatkan pendapat ini, (Ādābuz Zafāf).

Yang kedua, darah telah berhenti lalu ia mandi sehingga ia menjadi suci. Menurut pendapat kedua ini, sebelum perempuan itu mandi, diharamkan menggaulinya. Imam Asy-Syaukani memilih pendapat ini, (Fathul Qadīr). Menurut kami, kedua pendapat ini dapat diamalkan, hanya saja pendapat kedua lebih kuat.

HADIS PILIHAN

222. ‘Umar ibnul Khațțab berkata, “Rasul bersabda, ‘Barangsiapa berwudu dan menyempurnakan wudunya dengan sebaik-baiknya, kemudian dia berdoa, ‘Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang suci.’ Maka pasti dibukakan baginya delapan pintu surga, dia boleh masuk ke dalamnya dari pintu mana pun yang dia suka.” (HR At-Tarmizi)

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar