AL BAQARAH: 198

AL BAQARAH: 198
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا۟ فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ ۚ فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ ۖ وَٱذْكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ .١٩٨

198. Laisa ‘alaikum junāhun an tabtagū fadlam mir rabbikum, fa’iżā afadtum min ‘arafātin fażkurullāha ‘indal-masy’aril-harāmi ważkurūhu kamā hadākum, wa in kuntum min qablihī laminad-dāllīn(a).

198. Tidaklah kamu berdosa mencari karunia Tuhanmu (dengan melakukan transaksi dagang di musim haji). Apabila kamu telah berangkat dari Padang ‘Arafah hendaklah ingat kepada Allah (berzikir) di Masy’aril-haram (bukit Quzah di Muzdalifah). Dan ingatlah kepada Allah sesuai dengan petunjuk yang diberikan-Nya kepadamu. Dan sesungguhnya, engkau sebelumnya termasuk orang-orang yang sesat.

Ayat 196 s/d 203 menerangkan ibadah haji rukun kelima dari Islam. Mengerjakan ibadah haji memerlukan persiapan yang matang, baik fisik maupun mental. Ongkos haji cukup besar bagi umat Islam Indonesia. Karena itu, haji hanya diwajibkan bagi orang-orang yang sanggup. Sanggup dengan arti yang luas. Cukup ongkos, dan baik kesehatan. Orang yang sakit-sakitan, walaupun mempunyai uang banyak tidak wajib mengerjakan haji. Banyak kesulitan yang dialami selama menunaikan ibadah haji. Udara di Mekah dan Medinah sering menimbulkan penyakit. Panasnya terik sekali. Dinginnya sampai menyusup ke tulang. Sesuai dengan banyaknya kesulitan yang dihadapi itu, begitu pula besar artinya dalam mengokohkan keimanan. Menguatkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Tidak ada satu ibadat apa jua pun yang semeriah dan sehebat ibadah haji. Hampir semua bangsa berkumpul di Padang ‘Arafah. Sesuai dengan kebesarannya itu, setiap mukmin yang menunaikan ibadah haji, hendaklah semaksimal mungkin menundukkan dirinya kepada Allah dengan segala amal ibadah dan zikir. Menjauhi semua larangan Tuhan. Manasik haji (syarat rukunnya) harus dipatuhi. Tidak boleh bertengkar, berbuat salah, dan harus meningkatkan tasbih, tahmid, takbir dan talbiah (ucapan labbaiKa) “Aku memenuhi seruan-Mu Ya Allah,” tetap selalu mengingat Allah. Seolah-olah orang yang mengerjakan haji dengan pakaian putih yang dua lapis itu, sudah akan dibawa ke pemakaman, berangkat ke alam akhirat.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

ASBĀBUN NUZŪL

198. Imam Al-Bukhāri meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Ukaz, Majannah, dan Żul-Majaz adalah nama-nama pasar pada zaman jahiliah. Orang-orang Muslim takut berbuat dosa jika berniaga ke tempat itu pada musim haji. Kemudian mereka bertanya kepada Rasul tentang hal tersebut. Lalu turunlah ayat QS Al-Baqarah: 198.”

KOSAKATA PILIHAN

198. Fa’iżā afadtum min ‘arafātin: (apabila kalian telah bertolak dari Arafah), yakni maka apabila kalian kembali dari Arafah ke Masy’aril Haram.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

📖 Berbisnis di saat melaksanakan haji bukan sesuatu yang terlarang.

📖 Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji dan rukun yang mesti ditunaikan oleh setiap orang yang berhaji.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

198. Menetap di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah dari zawāl hingga terbenam matahari adalah rukun haji yang terpenting. Sebagaimana yang disebutkan dalam Hadis, “Haji itu di Arafah.” Salat Magrib tidak dikerjakan di sini melainkan di Muzdalifah dengan melaksanakan salat Magrib tiga rakaat dan Isya dua rakaat (qasar) dengan satu azan dan iqamat. Muzdalifahlah yang disebut Masy’aril Haram karena ini berada dalam batas haram. Di sini diperintahkan agar memperbanyak zikir dan bermalam di sini. Salat Subuh dikerjakan awal waktu dan setelah itu memperbanyak zikir hingga cahaya pagi kelihatan kuning sekali. Walau pun begitu, sebelum matahari terbit, sudah harus bertolak dari sana menuju Mina.

HADIS PILIHAN

198. Ummul Fadal binti Al-Hariś mengatakan bahwa orang-orang berselisih di hadapannya pada hari Arafah tentang puasa Nabi saw, sebagian mereka mengatakan, “Beliau berpuasa,” dan sebagian lagi mengatakan, “Beliau tidak berpuasa.” Kemudian aku mengirimkan kepada beliau semangkok susu, sedang beliau berwukuf di atas untanya, kemudian beliau meminumnya. (HR Al-Bukhāri, Muslim, dan Abu Dawud)

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar