AL BAQARAH: 186

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 186
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ .١٨٦

186. Wa iżā sa’alaka ‘ibādī ‘annī fa’innī qarīb(un), ujību da’watad-dā’i iżā da’āni falyastajībū lī walyu’minū bī la’allahum yarsyudūn(a).

186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (katakanlah) Aku dekat (pada mereka). Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah ia menunaikan perintah-Ku (iman, beramal saleh) dan hendaklah ia beriman kepada-Ku. Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk (ke jalan kebenaran).

Ayat 183 s/d 188 menerangkan soal puasa. Puasa ibadat tua. Kitab Taurat dan Injil juga menyuruh berpuasa. Semua agama samawiyah mewajibkan puasa. Sudah dari semenjak Nabi Adam ada ibadah puasa. Faedahnya terang sekali. Untuk mengabdikan diri kepada Tuhan, untuk mengendalikan hawa nafsu, untuk memelihara kesehatan, untuk menimbulkan rasa kasihan terhadap fakir-miskin, untuk membentuk budi pekerti mulia dan lain-lain faedah yang banyak sekali. Berpuasa mempunyai aturan-aturan khusus; harinya, waktu dimulai dan diakhiri, tidak boleh bersetubuh dengan isteri siang hari bulan puasa. Malam hari dibolehkan bersetubuh itu. Orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan boleh mengganti puasanya dengan hari-hari lain. Orang yang uzur, membayar fidyah memberi makan fakir-miskin. Makanan yang dimakan terutama bulan puasa hendaklah selalu dari usaha yang halal.

Bulan puasa mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Al Quranul Karim mulai diturunkan dalam bulan puasa. Al Quranul Karim akan tetap memberi petunjuk dan hidayah dalam mencapai keselamatan dunia dan kebahagiaan akhirat. Al Quranul Karim akan tetap menjadi pegangan umat Islam dalam segala tindak-tanduknya. Amal ibadah dilipatgandakan pahalanya dalam bulan puasa. Bulan puasa bulan meningkatkan amalan, melatih diri agar menjadi hamba Allah yang sempurna.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

ASBĀBUN NUZŪL

186. Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawiyyah, Abusy-Syaikh, dan perawi lainnya meriwayatkan dari jalur Jarir bin ‘Abdul Hamid, dari ‘Ubdah As-Sijistani, dari Aş-Şalt bin Hakim bin Mu’awiyah bin Haidah, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, “Suatu hari seorang Arab Badui mendatangi Nabi saw. seraya berkata, ‘Apakah Tuhan kita sangat dekat sehingga kita cukup berbisik-bisik saja saat berdoa atau Dia jauh sehingga kita harus memanggil-Nya?’ Rasulullah saw. tidak menjawab, lalu turunlah ayat di atas.”

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Berdoa untuk kebaikan di bulan Ramadan sangat dianjurkan dan agar dilakukan secara sungguh-sungguh, termasuk ketika setiap kali berbuka puasa.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

186. Iżā da’ān(i): Ayat ini menjelaskan hukum-hukum dan pentingnya berdoa pada bulan Ramadan. Maka dari itu, hendaknya senantiasa memperhatikannya, terlebih pada saat berbuka adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, (Musnad Ahmad, Sunan At-Tirmiżi, Sunan An-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Namun yang harus kita perhatikan agar doa kita terkabul adalah menjaga adab dan syaratnya yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadis. Di sini disebutkan dua adab. Yang pertama, mengesakan Allah dengan tulus dan menaati segala perintah-Nya. Kedua, dalam Hadis-hadis disebutkan agar menjauhi makanan yang haram dan berdoa dengan khusyuk dan khudū’.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar