AL BAQARAH: 171


AL BAQARAH (SAPI BETINA): 171
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ كَمَثَلِ ٱلَّذِى يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَآءً وَنِدَآءً ۚ صُمٌّۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ .١٧١

171. Wa mašalul-lażīna kafarū kamašalil-lażī yan’iqu bimā lā yasma’u illā du’ā’aw wa nidā’ā(n), şummum bukmun ‘umyun fahum lā ya’qilūn(a).

171. Dan perumpamaan orang-orang (yang menyeru) orang-orang kafir, seumpama gembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar (mengerti) selain dari panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak mengerti.

Ayat 168 s/d 173 membicarakan makanan yang halal dan haram. Makanan yang dimakan hendaklah yang diperoleh dengan cara yang halal dan berguna untuk kesehatan. Bervitamin dan bergizi tinggi. Di antara makanan yang dilarang ialah bangkai, daging babi, darah dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain dari nama Allah. Apakah hikmah larangan itu? Ilmuwan dihimbau untuk menyelidikinya. Apakah bahayanya dari segi fisik dan mental? Ilmu dan teknologi akhirnya mengakui kebenaran Al Quranul Karim.

Yang disembelih dengan menyebut nama selain dari nama Allah mungkin akan berpengaruh pada jiwa yang memakannya. Perasaan tidak senang, kegoncangan fikiran karena memakan makanan itu akan ada pengaruhnya pada fisik dan jiwa. Silakan ilmuwan membahasnya. Janganlah seperti orang-orang kafir yang tidak mau mengindahkan seruan Allah, membutakan mata hati dari mendengar kebenaran seperti disebutkan dalam ayat-ayat di atas.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

KOSAKATA PILIHAN

171. Kamašalil-lażī yan’iqu bimā lā yasma’u: (adalah seperti orang yang berseru kepada yang tidak mendengar), yakni seperti unta dan domba yang diseru oleh si penyeru (penggembala). Si penggembala meneriakkan suara kepada yang tidak mendengar (yang tidak memahami ucapannya). Maksudnya, ucapan penggembala ketika berkata kepada gembalaannya, “Makanlah!” atau “Minumlah!”

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Orang-orang kafir ibarat kambing tuli, buta, dan bisu. Tuli menyimak kebenaran; buta melihat jalan yang benar, dan bisu menyatakan kebenaran.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYÂN

171. Begitulah orang-orang yang ber-taqlid, mereka tuli tidak mendengar suara kebenaran, bisu tidak bisa bicara perkara yang benar, dan buta tidak bisa melihat kebenaran, dan juga tidak berakal yang tidak mampu menalar seruan kebenaran dan seruan tauhid dan Sunah. Yang dimaksud du’ā di sini adalah seruan dekat dan nidā’ adalah seruan jauh.

RENUNGAN AYAT

Tidak ada kekurangan diri yang sangat parah dibanding tidak berfungsinya penglihatan, pendengaran, dan mulut. Apabila tidak mau menerima kebenaran, kita disamakan dengan kambing tuli, buta, dan bisu. Tuli menyimak kebenaran, buta melihat jalan yang benar, dan bisu menyatakan kebenaran.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar