AL BAQARAH: 170

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 170
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَآ أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۗ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَهْتَدُونَ .١٧٠

170. Wa iżā qīla lahumuttabi’ū mā anzalallāhu qālū bal nattabi’u mā alfainā ‘alaihi ābā’anā, awalau kāna ābā’uhum lā ya’qilūna syai’aw wa lā yahtadūn(a).

170. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang diturunkan Allah,” mereka menjawab, “Kami hanya mengikuti apa yang telah kami warisi dari nenek-moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga warisan nenek-moyangnya) walaupun mereka tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?”

Ayat 168 s/d 173 membicarakan makanan yang halal dan haram. Makanan yang dimakan hendaklah yang diperoleh dengan cara yang halal dan berguna untuk kesehatan. Bervitamin dan bergizi tinggi. Di antara makanan yang dilarang ialah bangkai, daging babi, darah dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain dari nama Allah. Apakah hikmah larangan itu? Ilmuwan dihimbau untuk menyelidikinya. Apakah bahayanya dari segi fisik dan mental? Ilmu dan teknologi akhirnya mengakui kebenaran Al Quranul Karim.

Yang disembelih dengan menyebut nama selain dari nama Allah mungkin akan berpengaruh pada jiwa yang memakannya. Perasaan tidak senang, kegoncangan fikiran karena memakan makanan itu akan ada pengaruhnya pada fisik dan jiwa. Silakan ilmuwan membahasnya. Janganlah seperti orang-orang kafir yang tidak mau mengindahkan seruan Allah, membutakan mata hati dari mendengar kebenaran seperti disebutkan dalam ayat-ayat di atas.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

ASBĀBUN NUZŪL

170. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Sa’id, atau ‘Ikrimah, Ibnu ‘Abbas berkata, “Suatu ketika Rasul mengajak orang-orang yahudi masuk Islam, dan mengancam dengan siksaan Allah. Rafi’ bin Harimalah dan Malik bin ‘Auf berkata, ‘Wahai Muhammad, kami mengikuti apa yang telah kami dapatkan dari nenek moyang kami, mereka lebih mengetahui dan lebih baik daripada kami.’ Kemudian Allah swt. menurunkan QS Al-Baqarah ayat 170.'”

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Orang-orang musyrik bertaklid buta pada perilaku para leluhurnya. Karena tidak mau menerima petunjuk, mereka berperilaku ganjil dan berada dalam kekufuran.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYÂN

170. Pada zaman ini, jika ahli bid’ah diberi nasihat bahwa bid’ah-bid’ah yang mereka lakukan tidak ada dasarnya dari agama, jawaban mereka, “Kami hanya mengikuti tradisi nenek moyang kami.” Padahal nenek moyang mereka juga bisa saja jahil dan tidak pula mendapat hidayah. Oleh sebab itu, tidak boleh mendahulukan pendapat nenek moyang atau para ulama daripada dalil-dalil syariat. Semoga Allah mengeluarkan kita dari musibah ini.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar