JANGAN NGUTANG, LHO KOK?

JANGAN NGUTANG, LHO KOK?

1. Jangan ngutang, kecuali darurat. Darurat di sini maksudnya tidak ada aset yang bisa dijual sementara kebutuhan primer harus segera dipenuhi.

2. Jangan ngutang, beli kalau cukup uangnya. Resep sederhana agar hidup bahagia dan bebas riba.

3. Jangan ngutang, jauh lebih baik jual aset (logam mulia, kendaraan, dll, terutama asset non produktif atau aset yang tidak menghasilkan uang).

4. Jangan ngutang, termasuk dengan gadai riba. Daripada menggadaikan emas/aset di bank atau pegadaian yang merupakan transaksi riba, maka jual saja emas atau aset Anda.

5. Jangan ngutang, sebab manusia terjebak utang karena tiga hal:
A. Tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan
B. Tidak tau tujuan hidup
C. Tidak tahu fungsi harta

6. Jangan ngutang, solusi permodalan tanpa utang adalah SYIRKAH.

7. Jangan ngutang, sesuaikan volume bisnis Anda sesuai kemampuan dan kapabilitas. Anak kecil yang baru bisa merangkak kemudian dipaksa berjalan atau berlari akan membuat ia sakit dan luka, begitu juga bisnis Anda.

8. Jangan ngutang, apalagi utang uang. Sementara utang dagang berbeda dengan utang uang. Dengan utang dagang bisa saling membantu antara supplier dan pedagang. Suplier terbantu barangnya laku, pedagang untung bisa ambil barang tanpa bayar cash. Walaupun yang terbaik tetap cash and carry.

9. Jangan ngutang, tetapkan Ideal Target Market (ITM) Anda. Hati hati dengan corporate trap. Karena memenuhi permintaan besar yang dibayar tunda, saat belum jatuh tempo pembayaran, kemudian muncul permintaan lagi, sementara modal menipis, membuat banyak UKM terjebak utang riba untuk memenuhi permintaan tadi. Ini dia coorporate trap. Pelanggan seperti ini bukan ITM Anda.

10. Jangan ngutang, agar tidak terjebak corporate trap, maka ITM kita, adalah pelanggan yang membutuhkan produk serta jasa kita dan bersedia membayar sesuai keinginan kita, cash!

11. Jangan ngutang, daripada ngutang maka contoh Nabi Muhammad Shalllahu alaihi wasallam, yang tidak pernah ngutang untuk kebutuhan pribadi dan keluarga beliau. Bahkan saat kelaparan dan keluarga butuh makan (kalau tidak salah saat perang Khandaq), maka Nabi membeli makanan dengan menggadaikan baju besinya kepada penjual, ini adalah transaksi yang bukan tanpa pertukaran sama sekali. Ada pertukaran dua jenis barang, walaupun satu jenis barang yang dipertukarkan itu bukan uang. Dengan transaksi seperti ini, jika pun kita meninggal dunia, sementara barang itu belum ditebus maka tidak masalah. Kita bebas dari konsekuensi akibat utang yang belum lunas di akhirat, karena barang tersebut adalah jaminan.

12. Jangan ngutang, karena sesungguhnya, pada dasarnya, transaksi jual beli dalam Islam adalah dengan cash & carry. Bahkan dengan bayar di depan, kemudian barang yang dibeli diserahkan belakangan (akad salam). Bukan sebaliknya.

BARAKALLĀH.

Medan, 7 Februari 2019

OK. Mirza Syah

Tinggalkan komentar