AL BAQARAH: 125

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 125
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ ﴿١٢٥﴾

125. Wa iż ja’alnal-baita maśabatal lin-nāsi wa amnā(n), wattakhiżū mim maqāmi ibrāhīma muşallā(n), wa ‘ahidna ilā ibrāhīma wa ismā’īla an țahhirā baitiya liț-țā’ifīna wal-‘ākifīna war-rukka’is-sujūd(i).

125. Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan Bait (Ka’bah) tempat yang aman untuk manusia berziarah (mengerjakan ibadah haji, ‘umrah, tawaf dan lain-lain). Dan jadikanlah makam Ibrahim⁴⁵ tempat salat. (Makam Ibrahim tempat ia berdiri ketika mula-mula membuat Ka’bah). Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Isma’il, “Bersihkanlah rumah-Ku (Ka’bah) untuk orang-orang yang tawaf, i’tikaf, rukuk dan sujud.”

Ayat 124 dan 125 mengingatkan agar umat Nabi Muhammad mengambil contoh kepada Nabi Ibrahim yang mendirikan Ka’bah itu. Bagaimana cintanya kepada anak cucunya, kesalehannya dan lain-lain seperti yang akan diterangkan pada ayat-ayat yang berikut.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

45. Ialah tempat Nabi Ibrahim as. berdiri ketika membangun Ka’bah.

ASBĀBUN NUZŪL

125. ‘Umar mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Ini adalah maqām Ibrahim.” ‘Umar berkata, “Ya Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita menjadikannya tempat salat?” Maka turunlah ayat ini.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

📖 Baitullah dijadikan oleh Allah sebagai tempat yang digandrungi banyak orang untuk dikunjungi, namun tidak dibenarkan mendatanginya hanya untuk memenuhi hasrat berkunjung, melainkan untuk beribadah.

📖 Di Baitullah terdapat maqām Ibrahim, yaitu batu bekas pijakan Ibrahim ketika membangun Ka’bah. Dianjurkan melakukan salat sunah di dekatnya.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYĀN

125. Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim dengan menjadikan kota Mekah sebagai kota yang aman dan didatangkan berbagai macam buah-buahan dan bahan makanan dari penjuru dunia padahal daerah ini bukanlah daerah bercocok tanam, sehingga membuat takjub dan kagum bagi yang melihatnya.

Wa amnā(n): Dalam ayat ini Allah menjelaskan dua keutamaan Baitullah. Pertama, sebagai Maśābatan linnās yang artinya tempat orang-orang mencari pahala atau tempat yang sering dikunjungi. Bagi yang diberi kesempatan mengunjungi Baitullah, pasti ia tidak akan merasa puas. Bahkan ia selalu berharap diberi kesempatan untuk mengunjunginya kembali. Kedua, sebagai tempat yang aman, yakni tidak ada rasa takut dari ancaman musuh. Di zaman jahiliah tidak seorang pun yang menuntut balas terhadap musuhnya di dalam batas-batas tanah haram. Kemudian Islam mempertahankan kemuliaan yang sudah ada bahkan memperkuat dan memperluas kemuliaannya.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar