AL BAQARAH: 98

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 98
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَٰفِرِينَ .٩٨

98. Man kâna ‘aduwwal lillâhi wa malâ’ikatihî wa rusulihî wa jibrîla wa mîkâla fa innallâha ‘aduwwul lil-kâfirîn(a).

98. Siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh orang-orang yang kafir.

Ayat 97 s/d 101 menerangkan sikap orang Yahudi terhadap Rasulullah s.a.w. Mereka memusuhi Jibril yang menurunkan wahyu kepada Muhammad. Memusuhi Jibril berarti tidak membenarkan Al Quranul Karim yang menjadi petunjuk bagi orang-orang mukmin dan seluruh umat manusia. Mereka masuk golongan orang fasik dan kafir karena memusuhi Allah s.w.t., malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail. Setiap keterangan yang disampaikan, mereka tolak dan setiap janji mereka mungkiri. Begitulah kerasnya sifat-sifat orang Yahudi dan begitu mendalamnya kekafirannya.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Orang-orang yahudi menyatakan bahwa bahwa malaikat Jibril adalah musuh mereka, sedangkan malaikat Mikail penolong mereka. Baik Jibril maupun Mikail, kedua-duanya adalah malaikat yang sama-sama mendapat titah dari Allah untuk melaksanakan tugas masing-masing.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYAN

98. Kaum yahudi mengatakan bahwa malaikat Mikail adalah teman mereka. Tetapi Allah berfirman, “Mereka adalah hamba-hamba-Ku. Barangsiapa memusuhinya atau di antara mereka, maka ia juga menjadi musuh Allah.” Dalam sebuah Hadis disebutkan, “Barangsiapa yang memusuhi seorang wali Allah, maka berarti ia telah mengumumkan peperangan terhadapku. Seakan-akan memusuhi seorang wali Allah, berarti memusuhi seluruh wali, bahkan ia juga memusuhi Allah.”

Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan, bahwa mencintai dan memuliakan para wali adalah suatu hal yang sangat penting dan memusuhi dan menyusahkannya termasuk dosa besar sehingga Allah mengumumkan perang kepadanya. Siapakah wali Allah? Untuk itu lihat surah Yunus ayat 62-63. Tetapi yang dimaksud dengan mencintai dan memuliakan para wali bukanlah dengan mendirikan kubah di atas kuburannya, mengadakan haul di kubur mereka disertai kemeriahan pasar dan main-mainan, bernazar atas nama mereka, memandikan kuburan mereka lalu menutupinya dengan selimut. Begitu juga dengan menganggap mereka sebagai zat yang dapat menyelesaikan segala permasalahan, penolong dari bahaya dan kebahagiaan ada dalam kekuasaan mereka, lalu berdiri khusyuk layaknya salat dan juga sujud menghadap kuburan mereka, yang sangat disesalkan banyak di antara kita yang mengamalkannya dengan kedok “Cinta Wali” dan mencari keuntungan duniawi di dalamnya. Padahal ini bukan cinta, tetapi ibadah yang merupakan kezaliman yang paling keji. Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah-fitnah kubur seperti ini. Âmîn.

HADIS PILIHAN

98. Dari Abu Al Malih bin Usamah dari bapaknya dari kakeknya Usamah bin Umair, ia meriwayatkan bahwa ia menunaikan salat bersama Nabi saw. dua rakaat fajar, kemudian dia menunaikan salat tersebut dekat dengan Rasulullah saw. di mana beliau menunaikan dua rakaat yang ringan, lalu dia mendengar beliau berdoa, “Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika’il, Israfil dan Muhammad saw., aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka,” tiga kali. (HR Al-Hakim)

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar