AL BAQARAH: 33

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 33
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ .٣٣

33. Qâla yâ âdamu ambi’hum bi’asmâ’ihim, fa lammâ amba’ahum bi’asmâ’ihim qâla alam aqul lakum innî a’lamu gaibas-samâwâti wal-ardi wa a’lamu mâ tubdûna wa mâ kuntum taktumûn(a).

33. Allah berfirman, “Hai Adam, beritahukanlah kepada malaikat itu semua nama benda ini.” Setelah Adam menerangkan kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwasanya Aku mengetahui (dengan pasti) semua rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa-apa (perbuatan apa saja) yang kamu lahirkan (diketahui orang ramai) dan apa-apa yang kamu sembunyikan (tidak diketahui orang)?”

Ayat 30 s/d 34 menerangkan persoalan Nabi Adam diangkat menjadi Khalifah di muka bumi. Malaikat kuatir akan kesanggupan Adam karena padanya ada hawa-nafsu yang mendorong berbuat kerusakan. Malaikat merasa ia lebih suci. Akhirnya Allah s.w.t. menguji siapa yang lebih pintar. Ternyata Adam menang. Allah menyuruh Malaikat tunduk memberi hormat kepada Adam. Malaikat mentaati perintah Allah s.w.t. itu kecuali Iblis yang merasa ia lebih mulia kejadiannya. Dari dahulu kala Al Quranul Karim sudah membentangkan bahwa ilmu itu besar arti dan pengaruhnya. Sekarang juga ternyata demikian. Siapa (bangsa) yang pintar ialah yang menguasai dunia. Asal usul (kebangsawanan) tidaklah memegang peranan.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

Manusia diposisikan oleh Allah dalam maqam terhormat di atas malaikat, dengan anugerah pengetahuan yang tidak diberikan kepada para malaikat.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYÂN

33. Yang dimaksud “nama-nama” adalah nama-nama segala sesuatu, yakni semua zat, sifat, karakternya dan faedah-faedahnya. Allah mengajarkan semua ini kepada Nabi Adam melalui ilham. Ketika Allah memerintahkan Nabi Adam memberitahukan nama-nama benda itu, seketika ia bisa menjawabnya yang tidak bisa dijawab oleh para malaikat. Dengan begitu, pertama, Allah ingin menjelaskan hikmah penciptaan Nabi Adam. Kedua, Allah menjelaskan keutamaan dan kepentingan ilmu bahwa untuk mengatur dunia ini diperlukan ilmu. Setelah para malaikat mengetahui hikmah dan keutamaan ilmu, maka mereka mengakui kebodohan dan kekurang pahamannya. Pengakuan para malaikat ini membuktikan bahwa Zat yang mengetahui perkara gaib hanya Allah dan orang-orang yang dekat dengan Allah memiliki kadar ilmu sebanyak yang diberikan Allah.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar