AL BAQARAH: 27

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 27
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ .٢٧

27. Al-lazîna yanqudûna ‘ahdâllâhi mim ba’di mîsâqihî wa yaqta’ûna mâ amarallâhu bihî ay yûsala wa yufsidûna fii al-ard(i), ulâ’ika humul-kâsirûn(a).

27. Orang-orang fasik itu melanggar janji Allah s.w.t. yang sudah teguh, memutuskan hubungan silaturrahmi yang disuruh Allah s.w.t. menghubungkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

ASBABUN NUZUL

Ayat 26-27.

Di dalam Tafsirnya, ‘Abdurrazaq berkata, “Ma’mar memberitahukan informasi kepada kami yang diterima dari Qatadah, ketika Allah swt. menyebutkan hewan laba-laba dan lalat, orang-orang musyrik berkata, ‘Apa tujuannya laba-laba dan lalat disebutkan di dalam Al-Qur’an?’ Kemudian turunlah QS Al-Baqarah: 26-27.”

KOSAKATA PILIHAN

27. Al-lazîna yanqudûna ‘ahdâllâhi: (orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah) berkenaan dengan Nabi saw. ini.

Wa yaqta’ûna mâ amarallâhu bihî: (dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan), yakni keimanan dan silaturahim.

Ay-yûsala: (supaya dihubungkan) kepada Nabi Muhammad saw.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

¤ Orang-orang fasik, yang selalu menciderai janji dan membuat keonaran di dunia, tidak akan menemukan hikmah dari perumpamaan yang diciptakan oleh Allah.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYÂN

27. ‘Ahdallâhi: Para ahli tafsir memberikan pendapat berbeda mengenai tafsir ‘perjanjian.’ Sebagian mengatakan, perjanjian tersebut adalah wasiat Allah kepada makhluk-Nya. Perintah Allah kepada mereka agar taat kepada semua perintah dan larangan-Nya. Agar mereka tidak berbuat durhaka dengan mengerjakan hal-hal yang dilarang-Nya. Semua itu terdapat dalam kitab-kitab-Nya yang disampaikan para nabi. Sebagian mengatakan, perjanjian tersebut adalah janji yang terdapat dalam Taurat agar ahli kitab membenarkan dan beriman kepada nabi akhir zaman yang akan datang. Sebagian mengatakan, perjanjian tersebut adalah janji yang diambil oleh Allah terhadap mereka di saat Allah mengeluarkan mereka dari sulbi Nabi Adam sebagaimana yang digambarkan Allah dalam QS Al-A’râf: 172.

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ﴿١٧٢﴾

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”

(Q.S.7:172)

HADIS PILIHAN

27. Dari ‘Aisyah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Memegang janji dengan baik adalah bagian dari iman.” (HR Al-Bukhari dalam kitab Tarikh-nya dan Al-Hakim dalam kitab Sahih-nya).

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar