AL BAQARAH: 20

AL BAQARAH (SAPI BETINA): 20
Surat ke-2. Jumlah ayatnya 286.

يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ٢٠

20. Yakâdul-barqu yakhtafu absârahum, kullamâ adâ’a lahum masyau fîhi wa izâ azlama ‘alaihim qâmû, wa lau syâ’allahu lazahaba bisam’ihim wa absârihim, innallâha ‘alâ kulli syai’in qadîr(un).

20. Hampir saja petir menyambar penglihatan mereka. Manakala ada cahaya, mereka berjalan dan apabila gelap kembali, mereka berdiri (berhenti). Jika Allah s.w.t. menghendaki (sesuai dengan sunnah-Nya) tentu Allah s.w.t. akan menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa terhadap apa pun.

Ayat 17 s/d 20 menerangkan keadaan orang-orang munafik yang sudah begitu berkarat hatinya dengan sifat kemunafikannya itu. Kemunafikan yang telah begitu melekat dan bersarang dalam hatinya tak memungkinkan lagi ia menerima petunjuk dan hidayah Al Quranul Karim. Berbagai contoh dan perumpamaan disebutkan dalam ayat-ayat itu, bagaimana sulitnya mereka menerima kebenaran. Dalam ayat 20 disebutkan, “Jika Allah s.w.t. menghendaki.” Soal kehendak Allah s.w.t. (masyiah Allah s.w.t.) ini tidak lepas dari keadilan dan kebijaksanaan Allah s.w.t. sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat yang lain. Allah s.w.t. Maha Hakim dan Maha Adil. Jadi Allah tidak berbuat sewenang-wenang. Yang menjadikan orang-orang munafik itu tidak bisa menerima petunjuk ialah sifat buta hatinya dari menerima kebenaran. Kehendak Allah s.w.t. selalu sesuai dengan sunnah-Nya dan aturan-aturan yang sudah ditetapkan-Nya dengan bijaksana.

TAFSIR RAHMAT
H. Oemar Bakry

ASBÂBUN NUZÛL
Ayat 19-20.

Diriwayatkan dari sejumlah sahabat bahwa ayat di atas turun berkaitan dengan dua orang munafik Madinah yang melarikan diri menuju sarang orang-orang musyrik. Namun di perjalanan, mereka dihadang hujan lebat dan petir dahsyat. Karena takutnya, mereka pun kembali pulang, menyesali perbuatannya, serta kembali memeluk Islam.

KOSAKATA PILIHAN

20. Wa izâ azlama ‘alaihim qâmû: (namun ketika kegelapan menyelimuti mereka, mereka pun mematung), yakni mereka pun tetap dalam kegelapan. Seperti itulah orang-orang munafik. Ketika mereka beriman, mereka berjalan di antara orang-orang Mukmin. Namun, tatkala mereka mati, mereka pun tetap berada di dalam kegelapan kubur.

INTISARI TAFSIR IBNU KAŠIR

¤ Terkadang terbersit dalam jiwa orang munafik untuk berada dalam keimanan secara total, namun mereka tetap dalam kemunafikan.

TAFSIR RINGKAS AHSANUL BAYAN

20. Qâmû: Ayat ini menceritakan sekelompok orang munafik yang terkadang yakin dengan kebenaran dan terkadang mereka ragu dan bimbang. Keraguan dalam hati mereka seumpama hujan yang turun dalam kegelapan (syirik, kemunafikan, dan kekafiran). Suara kilat menggetarkan hati mereka, sehingga mereka menutup telinga-telinganya dengan ujung-ujung jari mereka. Namun usaha mereka itu sekali-kali tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksaan Allah, sebab mereka tidak mungkin keluar dari pengetahuan Allah.

Mereka akan mengamalkan agama jika melihat keuntungan duniawi, dan jika kaum Muslimin berada dalam kesusahan, serta merta mereka mencela agama Islam. Kelompok seperti ini akan terus berada dalam keraguan dan kebimbangan sampai akhir hayatnya dan tidak akan menerima kebenaran Islam.

AL-QUR’ANKU MASTERPIECE 55 IN 1

Tinggalkan komentar