AKHLAK KITA KEPADA NABI MUHAMMAD

AKHLAK DAN KEWAJIBAN KITA KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLĀHU ‘ALAIHI WASALLAM

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ .١٢٨

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Al Qur’an Surat At Taubah : 128)

Bukankah Rasul itu manusia?
Muhammad Rasulullah itu manusia juga.

Adalah Muhammad Rasulullah, seorang manusia yang penuh kasih. Hati sanubarinya yang peka tidak pernah luput memperhatikan dambaan dan dukacita orang lain. Keluh kesah selalu ditanggapinya, dan orang yang memerlukan bantuan selalu ditolongnya, diberi santunan dan diperhatikan secara pribadi.

Kami melihat seorang manusia yang telah menyurati semua raja dunia, meminta mereka agar membuang keangkuhan. Mendengarkan dengan seksama dan senang hati kata-kata seorang Badui kelana. Mengindahkan seorang pengembara yang datang dengan kaki telanjang dan berucap : “Berlaku adillah Muhammad! Harta itu bukan milikmu dan bukan pula milik bapakmu!”

Kami menyaksikan seorang yang ibadahnya khusyuk. Yang dengan hati senang dan bukan karena mendambakan mahkota kerajaan ataupun kekayaan dunia, lama berdiri dalam shalatnya membaca surah-surah panjang. Namun beliau segera melepaskan kebahagiaannya yang besar itu, dengan mempercepat shalatnya hanya karena mendengar bayi menangis menunggu sang ibu yang ikut shalat bersama beliau. Karena kasih beliau pada bayi yang menangis memanggil sang ibu.

Kami melihat seorang manusia yang telah disakiti, diusir dan diperangi oleh musuh-musuhnya yang hina. Musuh-musuh buas yang telah menghina, merobek perut dan mengunyah-ngunyah jantung pamannya, Hamzah, yang syahid itu. Namun kepada musuh-musuhnya itu dia berkata: “Pergilah! Kalian bebas dari segala tuntutan!”

Seorang manusia yang kalbunya bergetar melihat hewan memikul beban lebih dari kemampuan!

Seorang yang memerah sendiri susu kambingnya, menisik sendiri robekan bajunya dan menjahit sendiri terompahnya!

Seorang yang dalam pidatonya di depan umat pernah bersabda : “Siapa yang merasa punggungnya pernah aku sakiti, inilah punggungku siap dituntut balas!”

Benar, kita telah melihat bentuk dan corak manusia yang lengkap. Lebih indah, lebih taqwa, dan bahkan lebih sayang dari apa yang bisa dicapai seorang manusia.

(Khalid Muhammad Khalid)

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Maka berikut ini akhlak dan kewajiban kita kepada Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam :

1. BERIMAN PADA RASULULLAH SHALLALLĀHU ‘ALAIHI WASALLAM

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا .١٣٦

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya (Muhammad) dan kepada kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada rasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
(QS 4 An Nisa : 136)

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِىِّ ٱلْأُمِّىِّ ٱلَّذِى يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَكَلِمَٰتِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ .١٥٨

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua. Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasulNya, (yaitu) nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”
(QS 7 Al A’raf : 158)

Beriman dengan Tidak Membeda-bedakan Antar Rasul (QS 2 Al Baqarah : 285)

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ .٢٨٥

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.'”

(Q.S. Al Baqarah 2:285)

Iman kepada Rasul adalah Rukun Iman yang ke 4. Dalam hal beriman dan menghormati, wajib kita samakan nabi-nabi itu, tidak boleh kita bedakan. Tidak boleh kita katakan “Nabi itu lebih mulia dari Nabi itu.” Walaupun Allah melebihkan sebahagian dari Rasul (QS 2 Al Baqarah: 253)

۞ تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ.٢٥٣

“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain.
(QS Al-Baqarah 2: 253)

2. MENCINTAI NABI MUHAMMAD SHALALLĀHU ‘ALAIHI WASALLAM (MAHABBAH AR-RASUL)

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ .٢٤

Katakanlah, ”Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rosul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang FASIK.”
(Q.S. 9 At Taubah : 24)

Melebihi Cinta kepada Keluarga, Harta, dan Sesama Manusia.

“Seseorang tidaklah beriman, hingga aku (Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam) dicintai melebihi cintanya kepada keluarga, harta, dan sesama manusia.”
(HR Muslim)

Melebihi Cinta terhadap Diri Sendiri.

Pembicaraan Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam dengan Umar bin Khattab ra, “Tidak! Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, hingga akupun harus engkau cintai melebihi cintamu kepada diri sendiri.”
(HR Bukhari)

Melebihi Cinta kepada Ibu dan Anak

“Demi Allah yang jiwaku berada di tangannya, tidaklah salah seorang di antara kamu beriman hingga aku dicintai melebihi cintanya kepada ayah dan anaknya.”
(HR Bukhari)

Ibnu Hajar berkata bahwa kata al-walid (ayah) pada hadits di atas termasuk pula ibu.

Ancaman Allah dalam surat At Taubah 9 : 24,
Ibnu Katsir, “….maka tunggulah waktunya, siksa apakah gerangan yang bakal menimpamu.”

3. TAAT KEPADA RASULULLAH SHALALLĀHU ‘ALAIHI WASALLAM (THA’AT AR RASUL)

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ .٦٤

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah…”
(QS 4 An Nisa : 64)

Taat pada Rasul Berarti Taat pada Allah

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا .٨٠

“Siapa yang menaati rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.”
(QS 4 An Nisa : 80)

Janganlah Berpaling Sedang Kamu Mendengar

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ .٢٠

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan rasulNya, dan janganlah kamu berpaling dariNya, padahal kamu mendengar (perintah-perintahNya).”
(QS 8 Al Anfal : 20)

قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَ .٣٢

“Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
(QS 3 Ali Imran : 32)

تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ .١٣

وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدْخِلْهُ نَارًا خَٰلِدًا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٌ مُّهِينٌ .١٤

“Itulah batas-batas (hukum) Allah. Siapa yang taat kepada Allah dan rasulNya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung. Dan siapa yang mendurhakai Allah dan rasulNya dan melanggar batas-batas hukumNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yaang menghinakan.” (QS 4 An Nisa : 13-14)

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا .٦٩

“Dan siapa yang menaati Allah dan rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Mereka itulah sebaik-baik teman.”
(QS 4 An Nisa : 69)

وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ .١٣٢

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad) agar kamu diberi rahmat.”
(QS 3 Ali Imran : 132)

4. MENGIKUTI RASUL SHALALLĀHU ALAIHI WASALLAM (ITTIBA’ AR-RASUL)

Mengikuti rasul adalah tanda bukti cinta kepada Allah. Dan sebagai balasannya maka Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosanya.

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ .٣١

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS 3 Ali Imran : 31)

Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’aala senantiasa menganugerahkan rahmat dan bimbingan-Nya kepada kita untuk senantiasa beriman, mencintai, mentaati dan mengikuti suri teladan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Aamiin.

OK. Mirza Syah

Tinggalkan komentar